Laman

Pages - Menu

Sabtu, 18 Februari 2012

imaji dalam selimut part 2


Kutelan ludahku,dan kulajutkan ceritaku. Kuceritakan padanya bahwa aku bermimpi dia tersnyum manis sekali padaku. Lebih manis dari pada aku melihat senyum Afgan. Padahal menurutku dia biasa saja. Tak ada yang istimewa. Namun anehnya aku menyayanginya. Bahkan banyak orang bertanya padaku apa yang membuat kamu menyukainya. Ganteng saja tidak. Dalam hati aku hanya bisa bergumam,seandainya kalian tahu ketulusan hatinya,kegentlean sikapnya dan ketidak relaannya melihat orang yang dekat denganya sedih. Aku yakin pasti kalian bertekuk lutut dihadapannya.
Namun,sayang komentar sahabatku sedari tadi hanya “Kamu tak bisa melupakanya ya?” Atau, “Kamu masih menyayanginya ya?” Ya,tak apalah. Kulanjutkan lagi cerita tentang imaji yang sedari kemarin membuatku gundah.
Kala itu senja, aku diajak untuk berenang. Aku adalah seseorang yang sangat sulit berkata tidak. Jadi kuiyakan sajalah permintaan sahabatku. Kala itu,sudah petang dan baru saja aku pulang. Aku diomelin lagi oleh kakakku,karena tak ijin. Ketika itu aku pulang diantar tukang ojek. Tapi dikiranya bukan tukang ojek. Tapi pacarku yang lain. Ditengah-tengah saat aku diomelin datanglah sosok yang menjadi pengisi lubang dalam hatiku. Aku bertanya-tanya,dia datang? Padahal kita berhubungan dibelakang mereka? Disitu dia hanya diam dan hanya berkata jika perlu. Aku dimarahin sampai tangisku pecah kemana-mana. Anehnya kakak merasa tak rela jika aku selingkuh,dan terus membelanya,padahal selama ini mereka tak menyukainya. Sungguh tidak masuk akal. Apa sih makna mimpi ini? Inilah pertanyaan yang membuatku tak tidur nyenyak. Inilah pertanyaan yang selalu mengentayangiku kemanapun aku pergi.
“Alhamdulillah,La. Semoga kedekatan kakakmu dengan mas ishaq benar menjadi nyata,” Dan aku hanya bisa mengamini.Kuhela nafasku sebentar dan kulajutkan lagi ceritaku. Sejenak kuambil nafasku dalam-dalam. Aku tak ingin sekali melihat kejadian ini. Begitu ingin rasanya aku menagis jika ini terjadi. Aku bermimpi jika mas Ishaq berusaha menolongku namun dia mengorbankan dirinya sendiri. Dia berusaha sekali mencegah agar aku tak didorong temanku dari lantai tiga. Namun dia terjun sebelum aku karena dia tak pernah tau jika semua ini hanya bercanda. Kutangisi dia,rasanya tak sanggup jika karenaku seseorang akan pergi. Kuturuni tangga dengan tangis yang masih mengucur. Aku berharap menemukannya dalam keadaan sehat. Sampai di bawah kujumpai dia tengah berlari kecil mendekatiku dan memberikanku makan siang. Dia sangat memaksaku padahal hari puasa.
Aku takut,mimik wajahku yang semula ceria berubah jadi pucat pasi. Ayu meyakinkanku jika ini semua adalah bunga tidur saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf komentar anda kami moderasi. Karena
Saya hanya menerima komentar yang membangun dan bisa di pertanggungjawabkan.